08 September 2006

When You Divorce Me, Carry Me Out in Your Arms


Pada hari pernikahanku,aku membopong istriku.Mobil pengantin berhenti
didepan flat kami yg cuma berkamar satu.
Sahabat2ku menyuruhku untuk membopongnya begitu keluar dari mobil.Jadi
kubopong ia memasuki rumah kami.
Ia kelihatan malu2. Aku adalah seorang pengantin pria yg sangat
bahagia.Ini adalah kejadian 10 tahun yg lalu.

Hari2 selanjutnya berlalu demikian simpel seperti secangkir air
bening: Kami mempunyai seorang anak, saya terjun ke dunia usaha dan
berusaha untuk menghasilkan banyak uang. Begitu kemakmuran meningkat,
jalinan kasih diantara kami pun semakin surut.

Ia adalah pegawai sipil.setiap pagi kami berangkat kerja bersama2 dan
sampai dirumah juga pada waktu yg bersamaan.Anak kami sedang belajar di luar
negeri.Perkawinan kami kelihatan bahagia.
Tapi ketenangan hidup berubah dipengaruhi oleh perubahan yg tidak
kusangka2.Dew hadir dalam kehidupanku.

Waktu itu adalah hari yg cerah.Aku berdiri di balkon.dengan Dew yg
sedang merangkulku.Hatiku sekali lagi terbenam dalam aliran cintanya.
ini adalah apartment yg kubelikan untuknya.

Dew berkata , "kamu adalah jenis pria terbaik yg menarik para gadis. "
Kata2nya tiba-tiba mengingatkanku pada istriku.
Ketika kami baru menikah,istriku pernah berkata, "Pria sepertimu,
begitu sukses, akan menjadi sangat menarik bagi para gadis. "

Berpikir tentang ini, Aku menjadi ragu2. Aku tahu kalo aku telah
menghianati istriku. Tapi aku tidak sanggup menghentikannya.
Aku melepaskan tangan Dew dan berkata, "kamu harus pergi membeli
beberapa perabot, O.K.?.Aku ada sedikit urusan dikantor"
Kelihatan ia jadi tidak senang karena aku telah berjanji menemaninya.
Pada saat tersebut,ide perceraian menjadi semakin jelas dipikiranku
walaupun kelihatan tidak mungkin.Bagaimanapun,aku merasa sangat sulit
untuk membicarakan hal ini pada istriku. Walau bagaimanapun ku
jelaskan, ia pasti akan sangat terluka. Sejujurnya,ia adalah seorang istri yg
baik. Setiap malam ia sibuk menyiapkan makan malam. Aku duduk santai
didepan TV. Makan malam segera tersedia. Lalu kami akan menonton TV
sama2. Atau,Aku akan menghidupkan komputer,membayangkan tubuh Dew. Ini adalah hiburan bagiku.

Suatu hari aku berbicara dalam guyon, "seandainya kita bercerai, apa yg
akan kau lakukan? " Ia menatap padaku selama beberapa detik tanpa
bersuara.
Kenyataannya ia percaya bahwa perceraian adalah sesuatu yg sangat jauh
dari bayangannya. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana ia akan
menghadapi kenyataan jika tahu bahwa aku serius.
Ketika istriku mengunjungi kantorku, Dew baru saja keluar dari
ruanganku. Hampir seluruh staff menatap istriku dengan mata penuh
simpati dan berusaha untuk menyembunyikan segala sesuatu selama berbicara dengannya.
Ia kelihatan sedikit curiga. Ia berusaha tersenyum pada bawahan2ku.
Tapi aku membaca ada kelukaan di matanya.

Sekali lagi, Dew berkata padaku," He Ning, ceraikan ia, O.K.? Lalu kita
akan hidup bersama."
Aku mengangguk. Aku tahu aku tidak boleh ragu2 lagi.Ketika malam itu
istriku menyiapkan makan malam, ku pegang tangannya,"Ada sesuatu yg
harus kukatakan"
Ia duduk diam dan makan tanpa bersuara. Sekali lagi aku melihat ada
luka dimatanya. Tiba2 aku tidak tahu harus berkata apa. Tapi ia tahu kalo
aku terus berpikir.
"aku ingin bercerai", ku ungkapkan topik ini dengan serius tapi tenang.
Ia seperti tidak terpengaruh oleh kata2ku, tapi ia bertanya secara
lembut,"kenapa?"
"Aku serius. " Aku menghindari pertanyaannya. Jawaban ini membuat ia
sangat marah. Ia melemparkan sumpit dan berteriak kepadaku,"Kamu bukan
laki2!" .

Pada malam itu, kami sekali saling membisu. Ia sedang menangis.. Aku
tahu kalau ia ingin tahu apa yg telah terjadi dengan perkawinan kami.
Tapi aku tidak bisa memberikan jawaban yg memuaskan sebab hatiku telah
dibawa pergi oleh Dew.

Dengan perasaan yg amat bersalah, Aku menuliskan surat perceraian
dimana istriku memperoleh rumah, mobil dan 30% saham dari
perusahaanku.Ia memandangnya sekilas dan mengoyaknya jadi beberapa
bagian. Aku merasakan sakit dalam hati. Wanita yg telah 10 tahun hidup
bersamaku sekarang menjadi seorang yg asing dalam hidupku. Tapi aku
tidak bisa mengembalikan apa yg telah kuucapkan.

Akhirnya ia menangis dengan keras didepanku,dimana hal tersebut tidak
pernah kulihat sebelumnya. Bagiku, tangisannya merupakan suatu
pembebasan untukku.
Ide perceraian telah menghantuiku dalam beberapa minggu ini dan
sekarang sungguh2 telah terjadi .

Pada larut malam,aku kembali ke rumah setelah menemui klienku. Aku
melihat ia sedang menulis sesuatu. Karena capek aku segera ketiduran
.Ketika aku terbangun tengah malam, aku melihat ia masih menulis. Aku
tertidur kembali. Ia menuliskan syarat2 dari perceraiannya: ia tidak
menginginkan apapun dariku,tapi aku harus memberikan waktu sebulan
sebelum menceraikannya,dan dalam waktu sebulan itu kami harus hidup
bersama seperti biasanya.Alasannya sangat sederhana: Anak kami akan
segera menyelesaikan pendidikannya dan liburannya adalah sebulan lagi
dan ia tidak ingin anak kami melihat kehancuran rumah tangga kami.

Ia menyerahkan persyaratan tersebut dan bertanya," He Ning, apakah kamu
masih ingat bagaimana aku memasuki rumah kita ketika pada hari
pernikahan kita?
Pertanyaan ini tiba2 mengembalikan beberapa kenangan indah kepadaku .
Aku mengangguk dan mengiyakan. "Kamu membopongku dilenganmu", katanya, "jadi aku punya sebuah permintaan, yaitu kamu akan tetap membopongkuku
pada waktu perceraian kita. Dari sekarang sampai akhir bulan ini,
setiap pagi kamu harus membopongku keluar dari kamar tidur ke pintu ." Aku menerima dengan senyum. Aku tahu ia merindukan beberapa kenangan indah yg telah berlalu dan berharap perkawinannya diakhiri dengan suasana romantis.

Aku memberitahukan Dew soal syarat2 perceraian dari istriku. Ia
tertawa keras dan berpikir itu tidak ada gunanya. "Bagaimanapun trik yg ia
lakukan,ia harus menghadapi hasil dari perceraian ini," ia mencemooh.
Kata2nya membuatku merasa tidak enak.

Istriku dan aku tidak mengadakan kontak badan lagi sejak kukatakan
perceraian itu. kami saling menganggap orang asing. Jadi ketika aku
membopongnya dihari pertama, kami kelihatan salah tingkah. Anak kami
menepuk punggung kami,"wah, papa membopong mama,mesra sekali"
Kata2nya membuatku merasa sakit. Dari kamar tidur ke ruang duduk, lalu
ke pintu, aku berjalan 10 meter dengan ia dalam lenganku. Ia memejamkan
mata dan berkata dengan lembut," mari kita mulai hari ini,jangan
memberitahukan pada anak kita." Aku mengangguk, merasa sedikit
bimbang.Aku melepaskan ia di pintu.
Ia pergi menunggu bus, dan aku pergi ke kantor.

Pada hari kedua, bagi kami terasa lebih mudah. Ia merebah di
dadaku, Kami begitu dekat sampai2 aku bisa mencium wangi dibajunya.
Aku menyadari bahwa aku telah sangat lama tidak melihat dengan mesra
wanita ini. Aku melihat bahwa ia tidak muda lagi.beberapa kerut tampak
di wajahnya.

Pada hari ketiga, ia berbisik padaku, "kebun diluar sedang
dibongkar.hati2 kalau kamu lewat sana."

Hari keempat,ketika aku membangunkannya,aku merasa kalau kami masih
mesra seperti sepasang suami istri dan aku masih membopong
kekasihku dilenganku.

Bayangan Dew menjadi samar.

Pada hari kelima dan enam, ia masih mengingatkan aku beberapa
hal,seperti,dimana ia telah menyimpan baju2ku yg telah ia setrika,aku
harus hati2 saat memasak, dll .Aku mengangguk. Perasaan kedekatan
terasa semakin erat. Aku tidak memberitahu Dew tentang ini.

Aku merasa begitu ringan membopongnya.Berharap setiap hari pergi ke
kantor bisa membuatku semakin kuat.Aku berkata padanya,"kelihatannya
tidaklah sulit membopongmu sekarang"

Ia sedang mencoba pakaiannya, aku sedang menunggu untuk membopongnya keluar. Ia berusaha mencoba beberapa tapi tidak bisa menemukan yg cocok. Lalu ia melihat,"semua pakaianku kebesaran". Aku tersenyum. Tapi
tiba2 aku menyadarinya sebab ia semakin kurus itu sebabnya aku bisa
membopongnya dengan ringan bukan disebabkan aku semakin kuat. Aku tahu
ia mengubur semua kesedihannya dalam hati.Sekali lagi, aku merasakan
perasaan sakit

Tanpa sadar ku sentuh kepalanya.Anak kami masuk pada saat
tersebut."Pa,sudah waktunya membopong mama keluar"
Baginya,melihat papanya sedang membopong mamanya keluar menjadi bagian yg penting . Ia memberikan isyarat agar anak kami mendekatinya dan
merangkulnya dengan erat. Aku membalikkan wajah sebab aku takut aku akan berubah pikiran pada detik terakhir. Aku menyangganya dilenganku, berjalan dari kamar tidur,melewati ruang duduk ke teras. Tangannya memegangku secara lembut dan alami. aku menyanggah badannya dengan kuat seperti kami kembali ke hari pernikahan kami. Tapi ia kelihatan agak pucat dan kurus, membuatku sedih.

Pada hari terakhir,ketika aku membopongnya dilenganku, aku melangkah
dengan berat. Anak kami telah kembali ke sekolah.
ia berkata,"sesungguhnya aku berharap kamu akan membopongku sampai kita tua" Aku memeluknya dengan kuat dan berkata "antara kita saling tidak
menyadari bahwa kehidupan kita begitu mesra".

Aku melompat turun dari mobil tanpa sempat menguncinya.Aku takut
keterlambatan akan membuat pikiranku berubah.Aku menaiki tangga.
Dew membuka pintu. Aku berkata padanya," Maaf Dew, Aku tidak ingin
bercerai. Aku serius". Ia melihat kepadaku, kaget. Ia menyentuh
dahiku."Kamu tidak demam". Kutepiskan tangannya dari dahiku"maaf,
Dew,Aku cuma bisa bilang maaf padamu,Aku tidak ingin bercerai.
Kehidupan rumah tanggaku membosankan disebabkan ia dan aku tidak bisa merasakan nilai2 dari kehidupan,bukan disebabkan kami tidak saling mencintai lagi. Sekarang ku mengerti sejak aku membopongnya masuk ke rumahku, ia telah melahirkan anakku. Aku akan menjaganya sampai tua. Jadi aku minta maaf padamu"
Dew tiba2 seperti tersadar. Ia memberikan tamparan keras kepadaku dan
menutup pintu dgn kencang dan tangisannya meledak.
Aku menuruni tangga dan pergi ke kantor. Dalam perjalanan aku melewati
sebuah toko bunga, ku pesan sebuah buket bunga kesayangan istriku
Penjual bertanya apa yg mesti ia tulis dalam kartu ucapan? Aku
tersenyum, dan menulis " Aku akan membopongmu setiap pagi sampai
kita tua..."

0 comments:

Post a Comment