30 December 2008

Mesin Waktu, Mungkinkah ?


Berbicara tentang waktu, ada sebuah pertanyaan yang menarik untuk dibahas, yaitu : Bisakah manusia melakukan perjalanan menembus waktu ?. Pertanyaan ini adalah menarik untuk dibahas lebih jauh. Selama berabad-abad pertanyaan ini menjadi suatu mistik, filosofi, dan ilmu yang ingin diketahui lebih lanjut.

Perjalanan waktu, memang fenomenal, ada yang menganggap itu adalah hal yang mustahil, tetapi ada juga yang mengaggapnya itu bukanlah hal yang mustahil. Hal ini karena adanya perbedaan para ilmuwan dalam mendefinisikan waktu secara fisika.

Isaac Newton, pernah berkata: Waktu itu absolut, Waktu itu nyata dan bagian integral perjalanan alam. Isaac Newton percaya bahwa waktu itu identik dengan sebatang anak panah, sekali dilepaskan maka ia akan melesat lurus ke depan dan selamanya tidak akan menyimpang dari garis itu. Satu detik di Bumi sama dengan satu detik di Mars. Jarum jam berdetak di seluruh alam semesta dengan laju yang sama.

Einstein memberikan gambaran yang lebih radikal mengenai waktu. Menurutnya waktu lebih menyerupai sungai berliku-liku yang mengitari bintang-bintang dan galaksi (seperti meander). Kadang-kadang bergerak dan makin lama makin tegas. Hal ini serupa dengan waktu, seluruh waktu, masa lalu, saat ini dan masa depan. Saat yang telah lama silam aka kabur dan remang-remang demikian juga dengan masa depan yang masih jauh. Tetapi kemarin dan esok pagi akan nampak lebih terang dan tajam. (Bingung kan ?,sangat...), intinya kalo menurut enstein waktu itu relative (lawannya absolut) ^_^, maka nya muncul teori relativitas. Ia berpendapat kalau waktu akan berjalan lebih lambat karena pengaruh gravitasi.

Tapi benarkah Time Travel dapat dilakukan?, Banyak ilmuwan yang mengatakan bahwa hal ini mungkin, termasuk Stephen Hawkins dan Albert Einstein. Tapi mungkin dengan definisi yang agak berbeda dengan yang kita pikirkan selama ini. Misalnya ada skenario 1 seperti ini:
Anda sedang berada dalam sebuah kereta yang berjalan dengan kecepatan 100 km/jam. Didalam kereta yang sedang berjalan tersebut anda melempar sebuah bola kearah yang sama kemana kereta melaju. Dengan acuan posisi anda yang sedang didalam kereta, bola yang anda lempar tersebut melaju dengan kecepatan 50 km/jam.

Pertanyaanya: Dari sudut pandang orang lain yang sedang berada di luar kereta, berapa kecepatan bola yang anda lempar tersebut?, kecepatannya adalah 150 km/jam. Tinggal jumlahkan saja kecepatan kereta dengan kecepatan bola relatif terhadap kereta. Dengan demikian, dimata seorang yang berada di luar kereta, bola yang dilempar di dalam kereta sesungguhnya melaju dengan kecepatan 150 km/jam, sementara jika dilihat dari sisi yang berada didalam kereta, bola tersebut hanya melaju dengan kecepatan 50 km/jam.

Kecepatan Cahaya
Pada tahun 1887, 2 orang ilmuwan melakukan percobaan terkenal yang menunjukkan bahwa cahaya bergerak dengan kecepatannya sendiri. Dengan kata lain, cahaya bergerak dengan kecepatan yang tidak dipengaruhi dari sudut pandang manapun. Ia membentuk kecepatannya sendiri yaitu 300.000 km/detik. Tidak peduli apakah sumber cahaya itu sedang bergerak atau orang yang mengamati yang bergerak. Hal ini ternyata terbukti dengan berbagai macam percobaan oleh para ilmuwan di kemudian hari. Dari semua percobaan tersebut membuktikan bahwa cahaya bergerak dengan kecepatan konstan, yaitu 300.000 km/detik, tanpa peduli apakah sumber cahaya tersebut juga bergerak ataupun tidak. Misalnya ada skenario 2 seperti ini:

Sekali lagi, Anda berada didalam sebuah kereta. Kali ini, bayangkan saja, kereta tersebut melaju dengan sangat cepat, yaitu setengah dari kecepatan cahaya: 150.000 km/detik. Nah, kali ini anda bukan melempar bola, tapi menyalakan sebuah senter.

Pertanyaannya: Seberapa cepat cahaya tersebut bergerak relatif terhadap orang/pengamat yang sedang berdiri di luar kereta tersebut?
Jawabannya adalah 300.000 km/detik. Kenapa bukan 450.000 km/detik (300.000 + 150.000 km/detik)? seberapa cepat kereta itu berjalan, cahaya tersebut tetap bergerak dengan kecepatan 300rb km/detik. Cahaya selalu bergerak dengan kecepatan konstan, yaitu 300.000 km/detik. Terlihat tidak masuk akal? Tapi itulah kenyataannya dan telah dibuktikan dengan sangat banyak percobaan.

Hubungan kecepatan, jarak dan waktu
Masih ingat rumus : v = d / t
dimana :
v = kecepatan
d = jarak
t = waktu

Bagaimana rumus di atas kita hubungkan dengan skenerio 1 di atas ?, dimana kita melempar bola di dalam kereta, kita pasti menemukan bahwa rumus ini bekerja dengan baik. Tapi jika kita terapkan pada skenario yang kedua, dimana anda menyalakan senter, maka rumus ini menjadi tampak tidak berlaku, karena kita berhadapan dengan kecepatan cahaya, dimana ia selalu meminta hasil 300.000 km/detik, tanpa peduli jarak dan waktunya. Jadi, apa yang harus kita lakukan? Tentu, suatu nilai harus kita berikan pada jarak dan waktu tersebut untuk dapat selalu menghasilkan angka 300.000 km/detik.

Jika selama ini (menurut skenario 1), kecepatan dapat menjadi relatif terhadap pengamat yang berbeda, maka kali ini justru jarak dan waktulah yang menjadi relatif terhadap pengamat, dimana akan berbeda dari satu pengamat dengan pengamat yang lain.

Anehnya adalah, ketika anda berada didalam kereta, maka waktu akan terasa berjalan lebih lambat dibandingkan dengan orang yang berada diluar, yang bagi anda sendiri didalam kereta, semuanya nampak berjalan normal. Dalam kecepatan yang jauh lebih kecil dari kecepatan cahaya, tentu kita tidak dapat signifikan merasakannya. Tapi berbagai percobaan telah membuktikannya.

Katakan jika kita ingin bepergian keluar angkasa. Kita naik ke sebuah pesawat luar angkasa dan terbang ke luar angkasa dengan kecepatan cahaya (Mungkinkah ???).

Bagi Kita di dalam pesawat, waktu berjalan normal. Jarum jam tetap berdetak normal, tidak berdetak lebih cepat atau lebih lambat, sama normalnya dengan semua jam yang berada di bumi. Semua pekerjaan yang kita lakukan di dalam pesawat nampak normal dan memang normal. Menurut ukuran kita di dalam pesawat tentunya. Tetapi menurut ukuran bumi, itu lain cerita. Di dalam pesawat, Anda membutuhkan waktu 5 detik untuk mengikat tali sepatu anda. Tetapi menurut sesorang di bumi (katakan mereka mampu melihat kita dari bumi), maka dapat saja diperlukan waktu 1 jam bagi kita untuk mengkat tali sepatu!

Kita bepergian dengan normal, kita terbang dengan kecepatan cahaya, berhenti di sebuah planet (untuk makan mungkin ?), terbang lagi, berhenti lagi, hingga akhirnya anda kembali ke bumi. Kalender di pesawat kita menunjukkan kita telah menempuh waktu 2 tahun selama ini, ternyata ketika sampai di bumi, kita mendapati 200 tahun telah berlalu !, Bahkan cucu dari anak-anak kitapun telah mati dan menghasilkan anak-anak yang lain. Selamat, Kita sukses menempuh waktu, pergi ke masa depan.

Sebenarnya secara teori, perjalanan menembus waktu bukannya tidak mungkin untuk dilakukan. Hanya saja perjalanan tembus waktu ini tidak akan semudah dalam film-film fiksi ilmiah yang hanya tinggal menekan tombol lalu terbuka lubang waktu yang siap mengantar dan mendamparkan sang penjelajah waktu dimanapun sesuai dengan keinginan si penjelajah atau terserah si lubang waktu mengantarkannya. Tentunya tidak akan semudah itu.

Ada beberapa hal yang saat ini masih membingungkan dan sulit dipecahkan dalam perjalanan tembus waktu ini. Jika seandainya ide tersebut dapat diwujudkan maka salah satu masalahnya adalah terjadinya paradoks-paradoks. Misalnya manusia tanpa orang tua atau orang tanpa masa lalu. Seperti skenario di bawah ini :

  1. Jika orang tersebut kembali ke masa lalu ketika ibunya masih seorang gadis dan kemudian membunuh gadis tersebut. Apa yang terjadi? Orang tersebut tidak akan pernah lahir karena ibunya sudah meninggal sebelum dia lahir tapi jika dia tidak pernah lahir maka dia tidak akan pernah membunuh ibunya sendiri sehingga seharusnya ibunya tidak pernah mati.
  2. Bagaimana jika seseorang berangkat ke masa depan kemudian mengambil sebuah teori yang sudah terbukti pada jurnal XXX dari masa depan dan membawa pulang ke masa dia sendiri dimana teori itu belum dicetuskan kemudian mengajarkan pada salah satu muridnya. Kelak ketika muridnya dewasa, dia akan menuliskan jurnal XXX tersebut yang berisikan teori yang diajarkan oleh gurunya. Permasalahannya dari mana asal teori tersebut? Siapa yang menemukannya? Yang pasti bukan gurunya, karena ia mengambilnya dari masa depan dan juga bukan muridnya karena teori itu diajarkan oleh gurunya.
Mengenai mesin waktu, meskipun suatu saat misalnya mesin waktu dapat diwujudkan namun untuk dapat menggunakannya diperlukan pasokan materi eksotik yang memiliki energi negatif dalam jumlah yang luar biasa besar sebagai bahan bakarnya. Dan sampai saat ini belum diketemukan teknologi yang cukup signifikan dapat mengumpulkan energi negatif dalam kapasitas yang cukup, guna menjadi bahan bakar mesin waktu itu sendiri

Selain kendala-kendala fisika yang ditemui, masih ada kendala biologis misalnya kondisi fisik dan biologis si penjelajah waktu. Karena adanya kemungkinan tekanan yang tinggi dalam mesin waktu dan lubang waktu. Dalam keadaan yang seperti ini yang menjadi pertanyaan adalah apakah sang penjelajah waktu tersebut dapat keluar dari lubang waktu dan sampai ke tempat tujuannya dengan selamat ?
Satu lagi, kalau benar2 mesin waktu bisa tercipta, seperti kisah komik Doraemon, jangan harap bisa seperti Nobita bisa melihat dirinya di masa lalu atau masa depan....he...he...., karena hanya ada satu anda, yaitu anda sendiri, yang telah pergi mengelana ke angkasa, dan telah kembali lagi 200 tahun waktu bumi kemudian...


Dari berbagai sumber di internet


0 comments:

Post a Comment