Segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang permanen. Jadi untuk apa kita menyombongkan diri ?

Jadikan segala keberhasilan kita beerkat untuk orang lain. Ingat nasehat orang tua, jangan lupa diri ketika berada di puncak, karena yang beputar akan selalu berputar, berputar perjalanan hidup kita semua.

Jadilah terang di dunia ini, sehingga menyinari kegelapan.

Lebih baik menyalakan sebatang lilin, daripada memaki kegelapan. Jangan berharap orang lain akan menyalakan terang untuk kita, tapi mulailah dari diri masing-masing sehingga terang bisa tercipta untuk kita dan pada akhirnya akan menerangi dunia ini.

Siapa bilang hidup ini tidak adil ?

Kita akan mendapatkan apa yang memang layak kita dapatkan. Jika kita berusaha sedikit, kita pun layak diberi sedikit. Jika kita berusaha lebih banyak, kita pun layak mendapatkan lebih. "We don't always get what we need, we get what we deserve"

Bahagia adalah pilihan

Bahagia tidak selalu ditentukan oleh situasi, tetapi dari pilihan yang kita buat setiap harinya. Apa pun peristiwa yang kita alami, kebahagiaan adalah bagian dari pola pikir kita sendiri.

Apakah uang menjadi prioritas ?

Uang mungkin saja penting, tapi uang bukan segala-galanya dalam hidup ini. Ada cinta, ada harapan, ada kasih sayang yang lebih penting atas semua itu.

17 August 2008

17 Agustus adalah Merdeka


Tujuh belas agustus tahun empat lima, itulah hari kemerdekaan kita, hari merdeka nusa dan bangsa, hari lahirnya bangsa indonesia...

Sepenggal lagu ciptaan H. Mutahar. Lagu yang menegaskan kalau Indonesia telah merdeka, tapi semerdeka apakah Indonesia sekarang ini ?. Apakah dengan kemerdekaanya, Indonesia mampu tumbuh menjadi bangsa yang bebas, bangkit dan bermartabat ? sia-sialah perjuangan para pejuang kemerdekaan Indonesia kalau setelah kemerdekaan yang diperoleh dengan darah dan nyawa, bangsa Indonesia tumbuh menjadi bangsa yang tidak bermartabat, bangsa yang anarkis, bangsa yang tidak dipandang oleh bangsa lain. Bangsa dimana para pemudanya hanya bisa menigisi kemerdekaan dengan hal-hal yang bisa membuat para pejuang kemerdekaan menangis melihatnya. Narkoba ada dimana-mana, tindakan anarkis merajalera di mana-mana, pembunuhan bengis pun tak terlelakkan. Dimanakah moral bangsa ini ?, apakah ini yang dicita-citakan oleh para pejuang kemerdekaan Indonesia ?

Malulah hai kamu yang sekarang ini tidak bermartabat, yang tidak bermoral. Karena kamu tidaklah lebih dari sekumpulan sampah. Apa yang bisa kamu berikan untuk bangsa ini ?, apa yang bangsa ini perlukan dari dirimu ?, bukankah sampah harus dibuang supaya tidak menggangu suasana yang bersih.

Untuk kamu yang sampah, daur ulanglah dirimu supaya bisa menjadi barang yang berfaedah untuk bangsa dan negaramu.


YST, 17 Aug 2008 - Untuk kemerdekaan Indonesia. Merdeka...!!!

15 August 2008

Hidup ini indah

Tak terasa sudah lama sekali tidak mengupdate blog ini, tetapi tidak selama saya menikmati hidup ini. Waktu begitu cepat melintas, sehingga tidak terasa, kita sudah akan mulai mendekati penghujung tahun. Sebentar lagi bulan ramadhan akan tiba, itu menandakan kalau lebaran pun akan tiba, dengan tibanya lebaran, itu pun berarti kalau natal pun akan segera tiba pula, dengan tibanya natal, maka tahun baru pun tiba beberapa hari lagi. Itulah perjalanan hidup di duniamu saat ini.

Hidup ini indah, dimana ada terang ada gelap, ada hitam ada juga putih semuanya berjalan begitu serasi menghiasi hidup ini. Saya sendiri begitu merasakan betapa indahnya hidup ini, setiap hari saya bisa berkembang, berkembang dan berkembang, tiada hari tanpa berkembang. Orang yang tidak mensyukuri hidup adalah orang yang tidak bisa menghargai perkembangannya. Kepada orang yang begitu, saya hanya bisa mengatakan terkutuklah dikau.
Manusia adalah makhluk yang mulia, yang mulia dari segala makhluk yang pernah diciptakan Tuhan. Manusia dalam hidupnya selalu berkembang dari hari ke hari, dari yang dulunya hanya segumpal darah yang akhirnya menjadi bayi, yang akhirnya menjadi makhluk yang bisa berbicara, menjadi makhluk yang mengerti tulisan, yang menjadi pribadi yang mengerti akan dosa, ataupun menjadi pribadi yang bisa membedakan mana yang hitam dan mana yang putih. Itu semua adalah perkembangan, yang patut kita syukuri. Tidak ada alasan untuk tidak mencintai hidup ini. Kamu yang tidak mencintai hidup, adalah pribadi yang tidak menghargai perkembangan yang terjadi pada dirimu. Sehina apapun kamu sekarang, kamu tetap adalah pribadi yang berkembang.

Janganlah selalu menggerutu, selalu mengeluh dalam hidupmu, menurut Gede Prama ada 3 tangga emas kehidupan yakni :
» I intend good,
» I do good and
» I am good.

Saya berniat baik, saya melakukan hal yang baik, kemudian saya menjadi orang baik. Jikakalau hari ini, saat ini adalah hari yang gelap bagimu, ingatlah bahwa dalama kegelapanlah bintang di langit bisa berkilau, hanya di ruangan yang gelaplah sebuah lilin kecil berguna untuk menerangi kegelapan. Semakin kamu berhadapan dengan masalah dan cobaan dalam hidup, semakin bercahaya kamu dari dalam dirimu. Jika kamu merasa jelek di dunia ini, bersyukurlah bahwa kamu hadir di dunia ini untuk membuat orang cantik terlihat jadi tambah cantik. Tanpa orang jelek, orang cantik bukanlah apa-apa.

Setiap hari adalah hari yang membosankan bagi sebagian orang, tetapi makan nasi adalah suatu hal yang mutlak harus dilakukan setiap hari. Nasi dimakan dengan aneka lauk pauk yang berbeda-beda setiap harinya (tergantung makan di warteg mana :-)). Kenapa hidupmu yang bosan tidak kau campur dengan aneka lauk-pauk yang beraneka ragam dalam kehidupan ini ?.

Akhirnya,
Manusia-manusia yang tidak tahu diri adalah manusia yang tidak pernah ketemu keindahan dan kebahagiaan dalam hidupnya. Kamu adalah salah satunya ?


What are you waiting for? Start your happiness and give your best attitude for your life !

YST, Augt 2008

14 August 2008

Otak Kiri dan kanan

Otak kita (manusia) bisa dibagi menjadi dua bagian yaitu otak kanan dan otak kiri. Otak kanan identik dengan kreatifitas, misalnya kemampuan menciptakan sesuatu, seperti halnya seorang seniman.
Sedangkan otak kiri identik dengan analisa. Cara kerja otak kiri ini sangat rapi, terstruktur dan sistematis, seperti halnya seorang peneliti.

Otak Manakah yang lebih banyak kamu gunakan dalam kehidupan sehari-hari ?. Salah satu cara sederhana untuk mengetahuinya adalah dengan memandang gambar di bawah ini :



Sesuai dengan yang kamu lihat...., penari itu berputar searah jarum jam atau berlawanan?
Jika Anda melihat penari itu berputar searah jarum jam : Anda lebih sering menggunakan otak kanan. sebaliknya, jika Anda melihat penari itu berputar berlawanan arah jarum jam, maka Anda lebih sering menggunakan otak kiri Anda.

Anda merupakan orang yg menggunakan otak kiri dan kanan secara optimal jika bisa menyelaseaikan matematika berikut ini dengan cepat (tanpa kalkulator)!

1+2+3+4+….+1997+1998+1999+2000 = ?

13 August 2008

Stop Comparing, Start Flowing :: Gede Prama


Gede Prama memulai talkshow dengan bercerita tentang tokoh asal Timur
Tengah, Nasruddin. Suatu hari, Nasruddin mencari sesuatu di halaman
rumahnya yang penuh dengan pasir. Ternyata dia mencari jarum.
Tetangganya yang merasa kasihan, ikut membantunya mencari jarum
tersebut. Tetapi selama sejam mereka mencari, jarum itu tak ketemu juga.


Tetangganya bertanya, "Jarumnya jatuh dimana?"

"Jarumnya jatuh di dalam," jawab Nasruddin.

"Kalau jarum bisa jatuh di dalam, kenapa mencarinya di luar?" tanya
tetangganya. Dengan ekspresi tanpa dosa, Nasruddin menjawab, "Karena
di dalam gelap, di luar terang."

Begitulah, kata Gede Prama, perjalanan kita mencari kebahagiaan dan
keindahan. Sering kali kita mencarinya di luar dan tidak mendapat
apa-apa. Sedangkan daerah tergelap dalam mencari kebahagiaan dan
keindahan, sebenarnya adalah daerah-daerah di dalam diri. Justru letak
'sumur' kebahagiaan yang tak pernah kering, berada di dalam. Tak perlu
juga mencarinya jauh-jauh, karena 'sumur' itu berada di dalam semua
orang.

Sayangnya karena faktor peradaban, keserakahan dan faktor lainnya,
banyak orang mencari sumur itu di luar. Ada orang yang mencari bentuk
kebahagiaannya dalam kehalusan kulit, jabatan, baju mahal, mobil bagus
atau rumah indah. Tetapi kenyataannya, setiap pencarian di luar
tersebut akan berujung pada bukan apa-apa. Karena semua itu, tidak
akan berlangsung lama. Kulit, misalnya, akan keriput karena termakan usia,
mobil mewah akan berganti dengan model terbaru, jabatan juga akan
hilang karena pensiun.

"Setiap perjalanan mencari kebahagiaan dan keindahan di luar, akan
selalu berujung pada bukan apa-apa, leads you nowhere. Setiap
kekecewaan hidup yang jauh dari keindahan dan kebahagiaan, berangkat
dari mencarinya di luar," tegas Gede Prama. Untuk mencapai tingkatan
kehidupan yang penuh keindahan dan kebahagiaan, seseorang harus melalui
5(lima) buah 'pintu' yang menuju ke tempat tersebut.

Pintu pertama adalah stop comparing, start flowing.

"Stop membandingkan dengan yang lain. Seorang ayah atau ibu belajar
untuk tidak membandingkan anak dengan yang lain. Karena setiap
pembandingan akan membuat anak-anak mencari kebahagiaan di luar," ujar
Gede Prama.

Setiap penderitaan hidup manusia, setiap bentuk ketidakindahan, menurut
Gede Prama, dimulai dari membandingkan. Gede Prama mencontohkan orang
kaya berkulit hitam yang tidak dapat menerima kenyataan bahwa dia
berkulit hitam. Orang itu sering kali membandingkan dirinya dengan
orang kulit putih.

"Uangnya banyak, mampu mengongkosi hobinya untuk operasi plastik.
Sehingga orang yang hidup dari satu perbandingan ke perbandingan lain,
maka hidupnya kurang lebih sama dengan seorang orang kaya itu. Leads
you nowhere," kata Gede Prama dengan logatnya yang khas.

Karena itu, Gede Prama mengajak peserta ke sebuah titik, mengalir
(flowing) menuju ke kehidupan yang paling indah di dunia, yaitu menjadi
diri sendiri. Apa yang disebut flowing ini sesungguhnya sederhana
saja.


Kita akan menemukan yang terbaik dari diri kita, ketika kita mulai belajar menerimanya. Sehingga kepercayaan diri juga dapat muncul.
Kepercayaan diri ini berkaitan dengan keyakinan-keyakinan yang kita
bangun dari dalam. "Tidak ada kehidupan yang paling indah dengan
menjadi diri sendiri. Itulah keindahan yang sebenar-benarnya!" kata Gede Prama.

Pintu kedua menuju keindahan dan kebahagiaan adalah memberi. Sebab
utama kita berada di bumi ini, kata Gede Prama, adalah untuk memberi.
"Kalau masih ragu dengan kegiatan memberi, artinya kita harus memberi
lebih banyak," ujar Gede Prama.

"Saya melihat ada 3 tangga emas kehidupan; I intend good, I do good and
I am good. Saya berniat baik, saya melakukan hal yang baik, kemudian
saya menjadi orang baik. Yang baik-baik itu bisa kita lakukan, bila
kita konsentrasi pada hal memberi," lanjut Gede Prama lagi. Memberi tidak
harus selalu dalam bentuk materi. Pemberian dapat berbentuk senyum,
pelukan, perhatian. Dan setiap manusia yang sudah rajin memberi, dia
akan memasuki wilayah beauty and happiness.

"Saya sering bertemu dengan orang-orang kaya. Ada yang suka memberi,
ada yang pelit. Saya melihat orang yang tidak suka memberi muka orang itu
keringnya minta ampun. Orang yang mukanya kering ini bertanya pada
saya, apa rahasia kehidupan yang paling penting yang bisa saya bagi ke saya.

Saya bilang sleep well, eat well," ungkap Gede Prama sambil tersenyum.
Artinya memang, untuk ongkos untuk menjadi bahagia tidak mahal. Hanya
saja orang sering kali memperumit hal yang sudah rumit. Kalau kita
sederhanakan, sleep well, eat well akan jadi mudah jika diikuti dengan
kegiatan memberi.

Pintu ketiga untuk menuju keindahan dan kebahagiaan adalah berawal dari
semakin gelap hidup Anda, semakin terang cahaya Anda di dalam.
Perhatikanlah bintang di malam hari tampak bercahaya, jika langitnya
gelap. Sedangkan, lilin di sebuah ruangan akan bercahaya bagus, jika
ruangannya gelap. Artinya, semakin Anda berhadapan dengan masalah dan
cobaan dalam hidup, semakin bercahaya Anda dari dalam.

"Jika Anda punya suami yang keras dan marah-marah, jangan lupa
bersyukurlah. Karena suami yang keras dan marah-marah, membuat sinar
dari dalam diri Anda bercahaya. Anda punya istri cerewetnya minta
ampun. Bersyukurlah, karena orang cerewet adalah guru kehidupan
terbaik. Paling tidak dari orang cerewet kita belajar tentang
kesabaran.

Jika Anda punya atasan diktatornya minta ampun. Bersyukurlah, karena
Anda dapat belajar tentang kebijaksanaan," ujar Gede Prama membesarkan
hati.

Orang yang pada akhirnya menemukan keindahan dan kebahagiaan, menurut
Gede Prama, biasanya telah lulus dari universitas kesulitan. Semakin
banyak kesulitan hidup yang kita hadapi, semakin diri kita bercahaya
dari dalam. Mengutip perkataan Jamaluddin Rumi, semuanya dikirim
sebagai pembimbing kehidupan dari sebuah tempat yang tidak terbayangkan.



"Tidak hanya orang cantik saja yang berguna, orang jelek juga berguna.
Gunanya adalah karena orang jelek, orang cantik terlihat jadi tambah
cantik," kata Gede Prama disambut tawa peserta. "Jadi semuanya ada
gunanya, untuk menghidupkan cahaya-cahaya beauty and happiness,"
tegasnya.

Pintu keempat adalah surga bukanlah sebuah tempat, melainkan adalah
rangkaian sikap. "Bila Anda melihat hidup penuh dengan kesusahan dan
godaan, maka neraka tidak ketemu setelah mati. Neraka sudah ketemu
sekarang," ujar Gede Prama.

Sedangkan Anda akan bertemu surga, jika hasil dari rangkaian sikap Anda
benar. Sikap ini dimulai dari berhenti mengkhawatirkan segala
sesuatunya, dan coba yakinkan diri bahwa everything will be allright.
Setiap kali kita melalukan ritual peribadatan, tetapi setiap kali pula
kita merasa takut. Padahal ketakutan adalah sebentuk ketidakyakinan
terhadap kebenaran.

"Kalau Anda melalukan ritual peribadatan tapi masih takut, mending
jangan melalukan ritual peribadatan, karena toh Anda tidak yakin
terhadap kebenaran," kata Gede Prama.

"Segala sesuatunya menjadi baik-baik saja jika Anda mencintai yang
kecil," sambung Gede Prama.

Pintu kelima menuju keindahan dan kebahagiaan yakni tahu diri kita dan
kita tahu kehidupan. Manusia-manusia yang tidak tahu diri adalah manusia
yang tidak pernah ketemu keindahan dan kebahagiaan dalam hidupnya.

"Sumur kehidupan yang tidak pernah kering berada di dalam. Sumur ini
hanya kita temukan dan kita timba airnya kalau kita bisa mengetahui
diri kita sendiri," kata Gede Prama.

Seandainya diri sendiri telah ditemukan, maka artinya kita kemudian
mengetahui kehidupan.