25 January 2009

Amplop itu Bernama Angpao

"Pagi-pagi benar saya sudah bangun, sekitar jam 5-an pagi. Kubukakan kedua bola mataku yang masih kelelahan gara-gara begadang semalaman. Beranjak dari tempat tidur, ku keluar dari kamar tidurku, di depan kulihat ibu sedang menata kue-kue di atas meja, sambil dengan mata yang masih mengantuk, saya ke kamar mandi mencoba mengguyur mukaku dengan dengan air, dengan tujuan supaya tidak ngantuk lagi.
Selesainya kulihat di lemari tempat tidurku, melihat baju baruku, yang akan aku pakai hari ini. Ada sekitar 3 setelan baju baru yang akan aku pakai mulai dari hari ini. Melewati hari pertama, hari kedua, hari ketiga, dan di hari keempat, baju yang dipakai pada hari pertama dipakai ulang. Selesai melihat-lihat sepasang baju baruku yang akan dipakai hari ini, saatnya aku mandi pagi dengan air yang begitu dingin, setelahnya, kupakaikan badanku dengan baju baruku untuk hari pertama. Ibuku menyisirkan sisir ke kepalaku, biar anak kecilnya kelihatan ganteng. Setelah semuanya selesai, aku makan pagi, dengan lauk olahan ibu kemarin dari daging-daging ritual sembahyang leluhur. Seusainya, setelah istirahat sebentar, melihat jam di dinding menunjukkan pukul 7 pagi, waktunya berburu angpao di luar rumah, karena hari ini adalah hari raya imlek..."

Angpao, sebuah amplop berwarna merah, biasanya berisikan sejumlah uang sebagai hadiah menyambut tahun baru imlek. Namun sebenarnya angpao bukanlah hanya dijumpai pada perayaan imlek saja, karena angpao sendiri melambangkan kebaikan dan kesejahteraan di dalam kebudayaan Tionghoa. Warna merah menunjukkan kegembiraan, semangat yang pada akhirnya akan membawa nasib baik. Karena itu angpau juga digunakan pada acara seperti pernikahan, ulang tahun, masuk rumah baru dan lain-lain yang bersifat suka cita.

Apa isi dari Angpao ?, pastinya adalah uang. Biasanya berisi uang kertas yang dilipat dan dimasukkan ke dalamnya. Jumlah uang di dalam angpau bervariasi. Namun konon ada aturan mainnya. Kalau angpao diberikan pada acara yang bersifat sukacita, misalnya imlek, perkawinan, ulang tahun maka isi dari angpao harus berjumlah genap, kecuali untuk angka 4, karena bermakna kematian (4=sie=mati). Sebaliknya untuk acara dukacita, misalnya kematian, harus dengan jumlah ganjil. Jumlah genap dan ganjil bisa dilihat dari jumlah lembar uangnya atau jumlah nominalnya (rupiah).

Tidak ada asal usul yang jelas mengenai sejarah angpao, Uang kertas pertama kali dikenalkan di tiongkok pada zaman Dinasti Song, namun penggunaannya bagi umum terjadi pada dinasti Qing. Uang waktu itu berbentuk keping perunggu (wen atau tongbao). Keping perunggu ini biasanya berlubang segi empat di tengahnya. Karena adanya kebiasaan para orang tua megikatkan uang perunggu dengan benang berwarna merah dengan harapan supaya panjang umur, mungkin dari situlah perkembangan dari angpao.

Angpao biasanya diberikan oleh seseorang yang telah menikah, mungkin maknanya karena yang sudah menikah biasanya sudah mapan secara ekonomi. Mereka wajib memberikan angpao kepada yang lebih muda atau yang dituakan. Untuk yang belum menikah, mereka berhak memperoleh angpao, walaupun sudah cukup tua umrnya, dengan harapan akan mendapatkan jodoh dan segera menikah.

Sekarang, angpao sudah menjadi kebiasaan di luar biasanya pada acara-acara pernikahan, ulang tahun, peresmian gedung, dll, dengan satu harapan semoga berbahagia, panjang umur dan sukses selalu.

Akhirnya,

Gong XI Fa Cai
Wish u all blessings and prosperity


1 comments: