12 February 2009

Bekerja dan Mencintai Pekerjaan


Buddha pernah mengajarkan, ”Pekerjaanmu di dunia adalah untuk menemukan pekerjaan kamu dan lalu dengan sepenuh hati menyerahkan diri kepadanya. Hal ini berarti bahwa kita harus dapat menemukan apa yang menjadi pekerjaan kita yang sebenarnya. Pekerjaan apa yang benar-benar sesuai dengan kata hati kita. Jika kita sudah menemukan pekerjaan tersebut, kita harus sepenuhnya berdedikasi dan mencintai pekerjaan tersebut.


Lalu apa hubungan pekerjaan kita dengan kecerdasan spiritual kita? Apakah mereka yang bekerja memiliki kecerdasan spiritual yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak bekerja? Apakah kecerdasan spiritual seseorang menentukan keberhasilannya dalam karier atau pekerjaannya?

Pekerjaan dapat menyediakan kesempatan untuk pertumbuhan spiritual dan diri pribadi, serta juga pertumbuhan hubungan dengan orang lain, pertumbuhan rasa percaya diri dan harga diri, pertumbuhan keuangan dan kesejahteraan. Apabila semua itu tidak tercapai, berarti kita sudah membuang banyak waktu dalam menjalani kehidupan kita.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gay Hendrick dan Kate Ludeman terhadap 800-an manajer perusahaan yang mereka tangani selama 25 tahun, ditemukan kesimpulan yang cukup mengejutkan. Apabila Anda hendak mencari orang-orang dengan kecerdasan spiritual yang sangat tinggi, orang-orang suci sejati (the real mystics), Anda tidak akan menemukannya di gereja, masjid, pura, kuil, vihara; namun Anda akan menemukannya di korporasi-korporasi besar yang sukses.

Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam sebuah buku yang berjudul the Corporate Mystics, menunjukkan bahwa pemimpin-pemimpin yang berhasil membawa perusahaannya ke puncak kesuksesan biasanya adalah orang-orang yang memiliki integritas, terbuka, mampu menerima kritik, rendah hati, mampu memahami orang lain dengan baik, terinspirasi oleh visi, mengenal dirinya sendiri dengan baik, memiliki spiritualitas yang nondogmatis, selalu mengupayakan yang terbaik bagi diri mereka sendiri maupun bagi orang lain. Para pemimpin yang sukses lebih mengamalkan nilai-nilai spiritual dibandingkan orang lain.

Mereka yang cerdas secara spiritual adalah mereka yang berhasil memberi makna dalam kehidupannya dengan bekerja. Selain contoh dari para CEO perusahaan besar di Amerika Serikat, contoh mengenai perjuangan Bunda Teresa, Mahatma Gandhi, Nelson Mandela adalah contoh bahwa bekerja bukan hanya sekedar rutinitas dan hal-hal yang bersifat teknis semata. Bekerja adalah upaya kita untuk memberi makna pada kehidupan kita dan jalan menuju ke arah takdir atau misi hidup yang harus kita jalani.

1 comments:

  1. wah keren artikelnya....
    memang pekerjaan itu harus di cintai br kita gak bete ngejalaninnya...

    ReplyDelete