16 June 2009

Ruang Kosong

Ketika aku memandang langit di malam hari, melihat bintang-bintang berkelap kelip bertaburan cahaya, aku bertanya dalam hati, berapa luas alam semesta yang kita tempati sekarang?, Sampai di mana batasnya ? Apakah ada alam semesta lain seperti yang kita tempati sekarang ini?

Jaman dulu, orang mengira bahwa alam semesta adalah ruang kosong dan bumi sebagai salah satu planet yang ada di dalam ruang itu, berbentuk datar seperti meja. Jika kita berlayar jauh, maka pada suatu saat akan sampai pada ujung bumi, kemudian jatuh ke dalam ruang kosong.

Bacalah tulisan dari buku, Filosofi Kopi, karya Dewi Lestari, tulisan yang berjudul Spasi :

Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi?

Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang? Kasih sayang akan membawa dua orang semakin berdekatan, tapi ia tak ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu.

Napas akan melega dengan sepasang paru-paru yang tak dibagi. Darah mengalir deras dengan jantung yang tak dipakai 2 kali. Jiwa tidaklah dibelah, tapi bersua dengan jiwa lain yang searah. Jadi jangan lumpuhkan aku dengan mengatasnamakan kasih sayang.

Mari berkelana dengan rapat tapi tak dibebat. Janganlah saling membendung apabila tak ingin tersandung.

Pegang tanganku, tapi jangan terlalu erat, karena aku ingin seiring dan bukan digiring.

Dewi Lestari – Spasi

Ruang Kosong adalah waktu yang tak terdefinisi, adalah jeda, adalah spasi, adalah jarak yang tak terdefinisi secara gamblang. Ruang yang selalu bersemi didalam kehidupanku. Menemani perjalanku yang melelahkan...

Isilah ruang kosongmu, penuhilah dengan segala sesuatu, sebelum nanti tenggelam dari ruang-ruang lainnya yang mulai terasa sesak dan membutuhkan tambahan space....






1 comments:

  1. Mari kita isi "ruang kosong" kita dengan sesuatu yang bermanfaat.... :D

    ReplyDelete