Segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang permanen. Jadi untuk apa kita menyombongkan diri ?

Jadikan segala keberhasilan kita beerkat untuk orang lain. Ingat nasehat orang tua, jangan lupa diri ketika berada di puncak, karena yang beputar akan selalu berputar, berputar perjalanan hidup kita semua.

Jadilah terang di dunia ini, sehingga menyinari kegelapan.

Lebih baik menyalakan sebatang lilin, daripada memaki kegelapan. Jangan berharap orang lain akan menyalakan terang untuk kita, tapi mulailah dari diri masing-masing sehingga terang bisa tercipta untuk kita dan pada akhirnya akan menerangi dunia ini.

Siapa bilang hidup ini tidak adil ?

Kita akan mendapatkan apa yang memang layak kita dapatkan. Jika kita berusaha sedikit, kita pun layak diberi sedikit. Jika kita berusaha lebih banyak, kita pun layak mendapatkan lebih. "We don't always get what we need, we get what we deserve"

Bahagia adalah pilihan

Bahagia tidak selalu ditentukan oleh situasi, tetapi dari pilihan yang kita buat setiap harinya. Apa pun peristiwa yang kita alami, kebahagiaan adalah bagian dari pola pikir kita sendiri.

Apakah uang menjadi prioritas ?

Uang mungkin saja penting, tapi uang bukan segala-galanya dalam hidup ini. Ada cinta, ada harapan, ada kasih sayang yang lebih penting atas semua itu.

22 February 2009

Berdamai Dengan Waktu

Semua orang tahu, bahkan mungkin sejak kita mengenal yang namanya waktu, bahwa durasi yang kita miliki di dunia ini dalam sehari hanyalah dua puluh empat jam. Tapi mengapa masih banyak manusia biasa yang mengira dirinya adalah Superman yang berusaha bertahan dua puluh empat jam tanpa henti layaknya kelinci penabuh drum dalam iklan batu baterai?

24/7. Seperti neon sign yang siaga menyala siang dan malam untuk menandai sebuah restoran yang buka 24 jam, sang dewa penolong yang akan menyajikan makanan saat kita kelaparan kapan pun buta. Namun, apakah semua orang memiliki setting-an seperti neon sign atau mesin-mesin yang terus bekerja 24/7 pada restoran tersebut?, saya rasa tidak. Tidak saya tidak anda, dan tidak siapapun yang berjudul makhluk hidup yang mampu stand by selama 24 jam non-stop.

Memang nampaknya terdengar konyol saat kita mencoba untuk berdamai dengan waktu. Namun sama konyolnya saat kita bisa mendengar diri kita berkata "Duh, kenapa sih waktu cepat sekali" atau "Wah, udah senin lagi nih". Apakah kalimat itu harus selalu muncul saat kita tidak dapat melakukan semua hal yang telah kita susun rapi di kepala kita. Alih-alih bekerja lebih cepat, kita malah justru mengkambing hitamkan 'waktu' yang padahal selalu membantu kita mewujudkan semua rencana.

Lalu, apa yang sebenarnya harus kita lakukan agar bisa berdamai dengan waktu yang pada akhirnya menghargai waktu yang kita miliki? Small things lead to another!. Salah satunya adalah 'stop complaining'. Dengan berhenti mengeluh paling tidak kita tak harus mengurangi sisa waktu bekerja yang tersisa untuk hal yang sia-sia. Setelah berhenti mengeluh, yang bisa kita usahakan adalah memilah-milah apa yang dapat kita selesaikan dalam satu hari yang begitu berharga. Kita mungkin merasa dapat menghadiri empat undagan meeting dalam waktu yang berdekatan, mengerjakan deadline yang seharusnya kita selesaikan dalam waktu dua hari, tapi coba tanyakan pada diri kita sekali lagi, 'apakah saya mampu ?', Jangan sampai nafsu kita untuk menyelesaikan semua justru berakhir dengan kekecewaan, baik pada diri kita maupun pada orang yang kita janjikan. 'Set up your priorities of the day', setelahnya, carilah letak waktu luang, untuk menikmatinya dan memberi penghargaan yang sederhana untuk mesin-mesin yang terdapat pada ujung kepala sampai ujung kaki yang telah berdedikasi tinggi untuk tubuh kita.

Pakailah jeda waktu yang kita miliki untuk ber-rileksasi. Jangan sampai jeda waktu yang ada kita anggurkan, tapi saat kita harus berpacu dangan waktu, keluhan tak berhenti meluncur dari bibir. Last but not least, ingatlah kembali tujuan hidup kita di dunia. Kesuksesan dan kekuatan kita selam ini selain karena usaha dan kerja keras pun tak luput akibat kehendak-Nya di atas. Jadi ingatlah selalu untuk menyisihkan waktu untuk mengucap terima kasih kepada-Nya, paling tidak supaya sisa waktu yang kita miliki pasti akan terasa mudah dan lancar untuk kita jalani.

Oke, cukup dengan segala teori untuk berdamai dengan waktu. Nampaknya sekarang waktunya saya akan mempraktekkannya dan berdamai dengan waktu, sampai saat malaikat kecilku menghampiriku di alam mimpi.

17 February 2009

Dia adalah Pria dan Wanita

Dia yang diambil dari tulang rusuk, jika Tuhan mempersatukan dua orang yang berlawanan sifatnya, maka itu akan menjadi saling melengkapi

Dialah penolongmu yang sepadan, bukan sparing partner yang sepadan. Ketika pertandingan dimulai, dia tidak berhadapan denganmu untuk melawanmu tetapi dia akan berada bersamamu untuk berjaga-jaga di belakang saat engkau berada di depan atau segera mengembalikan bola ketika bola itu terlewat olehmu

Dialah yang akan menutupi kekuranganmu dia ada untuk melengkapi yang tak ada dalam laki-laki: perasaan, emosi, kelemah lembutan, keluwesan, keindahan, kecantikan, rahim untuk melahirkan, mengurusi hal-hal sepele, sehingga ketika laki-laki tidak mengerti hal-hal itu, dialah yang akan menyelesaikan bagiannya sehingga tanpa kau sadari ketika kau menjalankan sisa hidupmu kau menjadi lebih kuat karena kehadirannya di sisimu.

Jika ada mahluk yang sangat bertolak belakang, kontras dengan lelaki, itulah perempuan jika ada mahluk yang sanggup menaklukkan hati hanya dengan sebuah senyuman, itulah perempuan.

Ia tidak butuh argumentasi hebat dari seorang laki-laki, tetapi ia butuh jaminan rasa aman darinya karena ia ada untuk dilindungi tidak hanya secara fisik tetapi juga emosi. Ia tidak tertarik kepada fakta-fakta yang akurat, bahasa yang teliti dan logis yang bisa disampaikan secara detail dari seorang laki-laki, tetapi yang ia butuhkan adalah perhatiannya, kata-kata yang lembut, ungkapan-ungkapan sayang yang sepele namun baginya sangat berarti, membuatnya aman di dekatmu.

Batu yang keras dapat terkikis habis oleh air yang luwes sifat laki-laki yang keras ternetralisir oleh kelembutan perempuan

Rumput yang lembut tidak mudah tumbang oleh badai dibandingkan dengan pohon yang besar dan rindang. Seperti juga di dalam kelembutannya di situlah terletak kekuatan dan ketahanan yang membuatnya bisa bertahan dalam situasi apapun ia lembut bukan untuk diinjak. Rumput yang lembut akan dinaungi oleh pohon yang kokoh dan rindang.

Jika lelaki berpikir tentang perasaan wanita, itu sepersekian dari hidupnya, tetapi jika perempuan berpikir tentang perasaan lelaki, itu akan menyita seluruh hidupnya, karena perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki, karena perempuan adalah bagian dari laki-laki.

Apa yang menjadi bagian dari hidupnya, akan menjadi bagian dari hidupmu. Keluarganya akan menjadi keluarga barumu keluargamu pun akan menjadi keluarganya juga.

Sekalipun ia jauh dari keluarganya namun ikatan emosi kepada keluarganya tetap ada karena ia lahir dan dibesarkan di sana karena mereka, ia menjadi seperti sekarang ini perasaannya terhadap keluarganya, akan menjadi bagian dari perasaanmu juga karena kau dan dia adalah satu.

Dia adalah dirimu yang tak ada sebelumnya ketika pertandingan dimulai, pastikan dia ada di bagian lapangan yang sama denganmu

16 February 2009

Deja Vu

Mungkin aneh mendengar istilah De Javu , karena memang diambil dari bahasa perancis. Deja Vu secara harafiah diartikan dengan "pernah lihat". De Javu adalah kondisi dimana perasaan kita sebagai manusia yang mengatakan bahwa suatu kejadian yang kita alami, telah terjadi sebelumnya dan pernah kita alami jauh sebelumnya. Kita melihat sebuah desa yang baru saja pertama kali kita kunjungi, tetapi perasaan kita mengatakan bahwa kita sudah pernah tahu desa itu. Tapi anehnya kapan terjadinya ?, kita sendiri bingung. Kamu pernah merasakan perasaan kayak gitu kan ?, pasti, karena katanya Deja Vu, pasti dialamai oleh setiap manusia di bumi ini, tidak terkecuali bagi orang yang buta juga. Tapi menurut dokter,biasanya Deja Vu jarang dialami oleh anak-anak.

Menurut pakar, Deja Vu terjadi karena terjadinya ketidakseimbangan zat kimia dalam otak, biasanya kejadian-kejadian yang kita alami saat ini itu diproses di bagian otak yang namanya amygdala, tetapi karena terjadinya ketidakseimbangan zat kimia tadi akhirnya kejadian saat ini yang harusnya diproses di amygdala tersebut malah diproses di bagian otak lain yang namanya parahippocampal cortex yang biasanya bagian ini berfungsi untuk mengingat kejadian yang telah lampau, maka akhirnya kejadian yang kita rasakan saat ini akhirnya sedikit berbau masa lampau yang membuat kita merasa pernah mengalami kejadian ini sebelumnya. Adapun pendapat yang mengatakan bahwa Deja Vu terjadi ketika sensasi optik yang diterima oleh sebelah mata sampai ke otak (dan dipersepsikan) lebih dulu daripada sensasi yang sama yang diterima oleh sebelah mata yang lain, sehingga menimbulkan perasaan familiar pada sesuatu yang sebenarnya baru pertama kali dilihat. Teori yang dikenal dengan nama “optical pathway delay” ini dipatahkan ketika ditemukan bahwa orang buta pun bisa mengalami Deja Vu melalui indra penciuman, pendengaran, dan perabaannya.


Saya sendiri sering sekali mengalami Deja Vu dalam mimpi, misalnya mimpi suatu tempat dimana tempat tersebut sudah aku ketahui waktu mimpi-mimpi sebelumnya. Bagaimana dengan versi kamu ?

15 February 2009

Racun

Semua kejadian pasti bermakna, tak peduli bikin sedih atau sakit hati. Maka, nasihat arif yang acap kita dengar adalah: ''Petik manfaatnya, ambil hikmahnya.'' Ubahlah cara pandang! Istilah kerennya, reframing. Yaitu upaya membingkai ulang sebuah kejadian dengan mengubah sudut pandang secara positif.

Maka, jadilah sebuah kebencian bersulih cinta. Ketakutan mewujud ketenteraman batin. Dan, yang tampak ''tidak adil'' terlihat sebagai anugerah yang perlu disyukuri. Apalagi jika mampu melihat secara polos, alami tanpa ego, maka akan tergambar cinta kasih yang hidup dalam setiap renik penciptaan-Nya.

Hidup pun benar-benar tenteram tanpa dibayangi ketakutan. Pelukis, pemusik, dan sastrawan besar India, Rabindranath Tagore (1816-1941), menulis begini: ''Di belakangku ada kekuatan tak terbatas, di depanku ada kemungkinan tak berakhir, di sekelilingku ada kesempatan tak terhitung. Dan, semua itu ada Yang Mengatur. Kenapa mesti takut?''

Ya, kenapa mesti takut? Sunan Bonang alias Makhdum Ibrahim, yang lahir pada pertengahan abad ke-15 dan meninggal pada abad ke-16, menulis sajak begini:

Jangan terlalu jauh mencari keindahan Keindahan ada di dalam diri malah seluruh dunia ada di dalam diri Jadikan dirimu cinta Supaya dapat memandang dunia Pusatkan pikiran heningkan cipta Siang malam, berjagalah! Segala yang ada di sekelilingmu Adalah buah amal perbuatanmu

Jadikan dirimu cinta supaya dapat memandang dunia! Kalimat yang bermakna dalam. Dr. Deepak Chopra, ahli psikospiritual India, menulis dalam The Way of the Wizard, Rahasia Jurus Sang Empu, cinta adalah ''yang meluluhkan segala ketidakmurnian, sehingga yang masih ada hanya yang sejati dan yang riil.'' Selama kaupunya takut, kaupunya kemarahan, kaupunya ego yang mementingkan diri sendiri, kau tidak bisa benar-benar mencintai.

Dan, tidak ada orang yang tanpa cinta. Yang ada hanya orang yang tidak bisa merasakan kekuatan cinta. Cinta itu lebih dari suatu emosi atau suatu perasaan. Cinta lebih dari kegairahan. ''Cinta adalah udara yang kita hirup sebagai napas... dan beredar dalam tiap sel.'' Cinta adalah kekuatan tertinggi karena tiada paksaan.

Cinta itu pula yang menggerakkan saya membagi kisah dari e-mail seorang rekan. Ceritanya, di zaman Cina kuno, seorang wanita muda yang baru menikah, Li-Li, tinggal di rumah ''mertua indah''. Setelah berhari-hari berkumpul, dia menyimpulkan tidak cocok dengan si ibu mertua. Tiada hari tanpa debat dan tengkar. Li-Li tambah kesal karena adat Cina kuno mengatakan: ''Harus selalu menundukkan kepala untuk menghormati mertua dan menaati semua kemauannya.'' Suami Li-Li, seorang yang berjiwa sederhana, sedih menghadapi keributan yang tiada pernah henti itu.

Akhirnya, Li-Li tak tahan lagi, dan bertekad melakukan sesuatu. Ia pun pergi ke rumah sahabat ayahnya, Sinshe Wang, yang memiliki toko obat. Ia ceritakan kekeruhan di rumah dan mohon agar dibuatkan racun bagi si ibu mertua.

Sinshe Wang berpikir keras sejenak, lalu berkata: ''Li-Li, saya mau membantu menyelesaikan masalahmu, tapi kamu harus mendengarkan saya dan menaati apa yang saya sarankan.'' Jawab Li-Li: ''Baik, Pak Wang. Saya akan mengikuti yang Bapak katakan.''

Wang mengambil ramuan dan berpesan: ''Kamu tidak bisa memakai racun keras yang mematikan seketika untuk menyingkirkan ibu mertuamu, karena itu akan membuat orang jadi curiga. Saya memberimu ramuan beberapa jenis tanaman obat yang secara perlahan-lahan akan jadi racun dalam tubuhnya.''

Untuk itu, ''Setiap hari sediakan makanan yang enak-enak dan masukkan sedikit ramuan obat ini ke dalamnya. Lalu, supaya tidak ada yang curiga saat ia mati nanti, kamu harus hati-hati dan bersikaplah sangat bersahabat dengannya. Jangan berdebat dengannya, taati semua kehendaknya, dan perlakukan dia seperti seorang ratu,'' kata Wang.

Li-Li sangat senang dan berterima kasih pada Wang. Buru-buru dia pulang untuk memulai rencana membunuh ibu mertua.
Minggu demi minggu, bulan demi bulan berlalu, Li-Li melayani mertuanya secara manusiawi. Disuguhkannya makanan lezat yang sudah ''dibumbui''. Pokoknya, sesuai petunjuk agar tak menimbulkan kecurigaan. Ia mulai belajar mengendalikan amarah, menaati perintah ibu mertua, dan memperlakukannya seperti ibu sendiri.

Enam bulan berlalu, dan suasana berubah drastis. Li-Li sudah mampu menguasai diri. Ia tak pernah kesal atau marah lagi. Ia juga tak pernah berdebat dengan ibu mertua. Begitu pula si ibu mertua. Jauh lebih ramah. Li-Li dianggap sebagai putri sendiri. Tak hanya itu, diceritakan pada kawan dan sanak famili bahwa Li-Li menantu paling baik yang ia peroleh.

Suatu hari, Li-Li menemui Sinshe Wang. ''Pak Wang, tolong saya untuk mencegah supaya racun yang saya berikan pada ibu mertua tidak sampai membunuhnya. Ia telah berubah jadi wanita sangat baik sehingga saya mencintainya, seperti ibu sendiri. Saya tidak mau ia mati karena racun yang saya berikan kepadanya,'' kata dia.

Wang tersenyum. Ia mengangguk-angguk, lalu berkata: ''Li-Li, tidak ada yang perlu kamu khawatirkan. Saya tidak pernah memberi kamu racun. Ramuan yang saya berikan kepadamu itu hanyalah penguat badan untuk menjaga kesehatan.... Satu-satunya racun yang ada adalah yang terdapat dalam pikiranmu sendiri dan di dalam sikapmu terhadapnya. Tapi semua itu telah disapu bersih dengan cinta yang kamu berikan kepadanya.''

Cinta memang dahsyat. Pepatah Cina kuno mengatakan: ''Orang yang mencintai orang lain akan dicintai juga sebagai balasannya.'' Dan, itu sudah dibuktikan Li-Li, walau pada awalnya karena keterpaksaan.

12 February 2009

Bekerja dan Mencintai Pekerjaan


Buddha pernah mengajarkan, ”Pekerjaanmu di dunia adalah untuk menemukan pekerjaan kamu dan lalu dengan sepenuh hati menyerahkan diri kepadanya. Hal ini berarti bahwa kita harus dapat menemukan apa yang menjadi pekerjaan kita yang sebenarnya. Pekerjaan apa yang benar-benar sesuai dengan kata hati kita. Jika kita sudah menemukan pekerjaan tersebut, kita harus sepenuhnya berdedikasi dan mencintai pekerjaan tersebut.


Lalu apa hubungan pekerjaan kita dengan kecerdasan spiritual kita? Apakah mereka yang bekerja memiliki kecerdasan spiritual yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak bekerja? Apakah kecerdasan spiritual seseorang menentukan keberhasilannya dalam karier atau pekerjaannya?

Pekerjaan dapat menyediakan kesempatan untuk pertumbuhan spiritual dan diri pribadi, serta juga pertumbuhan hubungan dengan orang lain, pertumbuhan rasa percaya diri dan harga diri, pertumbuhan keuangan dan kesejahteraan. Apabila semua itu tidak tercapai, berarti kita sudah membuang banyak waktu dalam menjalani kehidupan kita.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gay Hendrick dan Kate Ludeman terhadap 800-an manajer perusahaan yang mereka tangani selama 25 tahun, ditemukan kesimpulan yang cukup mengejutkan. Apabila Anda hendak mencari orang-orang dengan kecerdasan spiritual yang sangat tinggi, orang-orang suci sejati (the real mystics), Anda tidak akan menemukannya di gereja, masjid, pura, kuil, vihara; namun Anda akan menemukannya di korporasi-korporasi besar yang sukses.

Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam sebuah buku yang berjudul the Corporate Mystics, menunjukkan bahwa pemimpin-pemimpin yang berhasil membawa perusahaannya ke puncak kesuksesan biasanya adalah orang-orang yang memiliki integritas, terbuka, mampu menerima kritik, rendah hati, mampu memahami orang lain dengan baik, terinspirasi oleh visi, mengenal dirinya sendiri dengan baik, memiliki spiritualitas yang nondogmatis, selalu mengupayakan yang terbaik bagi diri mereka sendiri maupun bagi orang lain. Para pemimpin yang sukses lebih mengamalkan nilai-nilai spiritual dibandingkan orang lain.

Mereka yang cerdas secara spiritual adalah mereka yang berhasil memberi makna dalam kehidupannya dengan bekerja. Selain contoh dari para CEO perusahaan besar di Amerika Serikat, contoh mengenai perjuangan Bunda Teresa, Mahatma Gandhi, Nelson Mandela adalah contoh bahwa bekerja bukan hanya sekedar rutinitas dan hal-hal yang bersifat teknis semata. Bekerja adalah upaya kita untuk memberi makna pada kehidupan kita dan jalan menuju ke arah takdir atau misi hidup yang harus kita jalani.