Segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang permanen. Jadi untuk apa kita menyombongkan diri ?

Jadikan segala keberhasilan kita beerkat untuk orang lain. Ingat nasehat orang tua, jangan lupa diri ketika berada di puncak, karena yang beputar akan selalu berputar, berputar perjalanan hidup kita semua.

Jadilah terang di dunia ini, sehingga menyinari kegelapan.

Lebih baik menyalakan sebatang lilin, daripada memaki kegelapan. Jangan berharap orang lain akan menyalakan terang untuk kita, tapi mulailah dari diri masing-masing sehingga terang bisa tercipta untuk kita dan pada akhirnya akan menerangi dunia ini.

Siapa bilang hidup ini tidak adil ?

Kita akan mendapatkan apa yang memang layak kita dapatkan. Jika kita berusaha sedikit, kita pun layak diberi sedikit. Jika kita berusaha lebih banyak, kita pun layak mendapatkan lebih. "We don't always get what we need, we get what we deserve"

Bahagia adalah pilihan

Bahagia tidak selalu ditentukan oleh situasi, tetapi dari pilihan yang kita buat setiap harinya. Apa pun peristiwa yang kita alami, kebahagiaan adalah bagian dari pola pikir kita sendiri.

Apakah uang menjadi prioritas ?

Uang mungkin saja penting, tapi uang bukan segala-galanya dalam hidup ini. Ada cinta, ada harapan, ada kasih sayang yang lebih penting atas semua itu.

19 August 2010

Benteng Kuto Panji Belinyu

Pada abad ke-18, hiduplah seorang laki-Iaki yang gagah perkasa bernama Kapten Kong. Ia tinggal di tepi sungai Panji di bagian utara Belinyu. Pada masa itu, atas perintah Sultan Palembang, Kapten Kong mendirikan sebuah benteng yang diberi nama Benteng Kuto Panji. Benteng ini merupakan bandar atau pelabuhan bagi kapal-kapal yang berlayar mengangkut barang-barang perniagaan atau hasil bumi berupa lada dan getah. Juga sekaligus tempat peleburan timah yang banyak membawa kemakmuran bagi kehidupan masyarakat. Kapten Kong memiliki seorang putri yang cantik bernama A Ho. Parasnya benar-benar rupawan meskipun matanya agak sedikit sipit. Tutur katanya lemah lembut dan pandai sekali memasak. A Ho mempunyai banyak teman dan tidak terbatas di sekitar tempat tinggalnya saja. Ini tidak mengherankan karena A Ho memang ramah. Pada suatu hari, A Ho sakit keras. Hal ini menyebabkan Kapten Kong bersusah hati .

Karena kehabisan akal untuk manyembuhkan putrinya, Kapten Kong menyiarkan berita bahwa siapa yang sanggup menyembuhkan putrinya. Jika laki-laki akan dinikahkannya dengan putrinya. Jika perempuan, ia akan diangkat menjadi saudara A Ho. Berminat untuk mempersunting A Ho, banyak pemuda berusaha menjadi tabib untuk mengobati A Ho. Tak sedikit pula tabib sungguhan yang datang untuk membantu Kapten Kong menyembuhkan putrinya. Namun, tak satu pun yang berhasil. Kapten Kong semakin bersedih hati. Apalagi makin lama tubuh putrinya semakin lemah dan kurus. Kapten Kong, putri Tuan menderita penyakit balak. Jadi, harus diasingkan ke tempat lain yang jauh dari sini, kata salah seorang tabib kepada Kapten Kong. "Tidak mungkin! Itu hal yang sangat mustahil," ujar Kapten Kong. "Tetapi Tuan, kalau putri Tuan tetap berada di rumah ini akan dapat menular penyakitnya kepada orang sekampung," sambung tabib itu. Sejenak Kapten Kong terdiam. Dipandanginya wajah putrinya yang pucat. Tak tega rasanya untuk membawa putri yang sangat dicintainya itu ke sebuah puncak bukit untuk diasingkan. A Ho sejak kecil sudah tak beribu lagi.

Kapten Kong tetap pada keyakinannya, menolak usul si tabib. Lalu suasana menjadi hening. Kapten Kong tak beranjak dari sisi putrinya. "Papa, biarkanlah A Ho pergi dari rumah. Bawalah A Ho, Papa," tiba-tiba A Ho barkata dengan suara yang lemah. Kapten Kong terkejut. Dirabanya dahi putrinya. Terasa panas dan di sekujur tubuhnya timbul bercak-bercak merah. "Tidak, tidak anakku! Papa akan berusaha mencari obat, sabarlah," bujuk Kapten Kong. Dibasahinya rambut putrinya dengan air agar panas tubuh yang tinggi itu sedikit mereda. Hatinya amat sedih. Sudah lama tak mendengar A Ho menyanyi lagi. Teman-teman akrab A Ho kini seakan menjauh sejak tersebar berita A Ho sakit. Kapten Kong menatap wajah putrinya yang mulai agak tenang. Matanya terkatup rapat. Di wajah putrinya, Kapten Kong melihat sebuah wajah yang lain, yaitu ibu A Ho yang telah tiada. Memang paras putrinya sangat mirip dengan istrinya. Ah, jika istrinya masih hidup, tentu A Ho akan merasa lebih terhibur.

Kabar tentang sakitnya A Ho terdengar juga oleh Haji Amirudin, seorang tokoh ulama di desa Kuto Panji. Dia datang ke rumah Kaptan Kong, melihat keadaan A Ho. Haji Amirudin akhirnya mengutarakan maksudnya untuk menolong menyembuhkan A Ho. Kepandaian Haji Amirudin mengobati orang sakit sudah terkenal. Karena itu, ketika Kapten Kong mendengar pernyataan Haji Amirudin untuk mengobati putrinya, ada keraguan yang timbul di hatinya. Beberapa hari yang lalu, Kapten Kong lelah menyebarkan berita: siapa yang dapat mengobati putrinya, jika laki-laki akan dijadikan suami A Ho dan jika wanita akan diangkat sebagai saudara. Kali ini seorang laki-laki tua yang mengaku dapat mengobati putrinya. Lalu tiba-tiba terlintas dalam pikiran Kapten Kong, kalau saja A Ho sembuh tentu akan bersanding dengan putrinya sesuai dengan janjinya. Tidak mungkin janji itu akan dimungkirinya. Sebagai seorang satria, pantang menjilat ludah yang telah dimuntahkan. Akan tetapi, apakah pantas putrinya A Ho yang muda dan cantik itu akan berdampingan dengan laki-laki tua itu? Agaknya pikiran Kapten Kong dapat dibaca oleh Haji Amirudin. Setelah diam beberapa saat, Haji Amirudin berkata,"Kapten Kong, penyakit putri Tuan sudah sangat parah. Meski begitu, saya masih sanggup mengobati asalkan Tuan memenuhi persyaratan yang saya ajukan."

Syarat apa lagi Pak Haji? Bukankah kalau putriku sembuh aku bersedia untuk menikahkannya denganmu? Haji" Amirudin tersenyum penuh arif. Kapten Kong benar-benar seorang satria yang memegang janjinya. Diam-diam Haji Amirudin sangat kagum kepada Kapten Kong. "Tidak, tidak! Bukan itu yang kumaksud," kata Haji Amirudin sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Katakan saja Pak Haji, segera! apa pun syaratnya yang kau minta akan kupenuhi," ujar Kapten Kong dengan penuh harap. "Aku dapat menyembuhkan putrimu, asalkan putri Tuan mau masuk Islam dan menjadi anak angkat saya," kata Haji Amirudin dengan mantap dan tenang. Seakan ada tenaga gaib yang menggerakkan hatinya, A Ho memohon kepada ayahnya untuk menyetujui persyaratan yang diminta oleh Haji Amirudin. Setelah mengislamkan A Ho, Haji Amirudin memulai pengobatan. Dengan izin Allah SWT, A Ho pun sembuh dan kemudian menjadi anak angkat Haji Amirudin. Haji Amirudin tidak hanya pandai di bidang pengobatan dan ilmu agama Islam, tetapi juga seorang yang memiliki ilmu silat yang cukup tinggi. A ho yang setelah memeluk agama Islam menjadi anak angkat Haji Amirudin berganti nama menjadi Miyak, diajari ilmu bela diri oleh ayah angkatnya. A Ho kini menjadi gadis yang pemberani dan mempunyai ilmu silat yang cukup tinggi.

Bersama-sama dengan Kapten Kong dan ayah angkatnya, Benteng Kuto Panji semakin terpelihara dan lebih ditakuti lawan. Karena itu, tidak mengherankan ketika Benteng Kuto Panji diserang oleh lanon (bajak laut), mereka dapat ditumpas habis oleh Kapten Kong bersama anak buahnya dengan dibantu putrinya, A Ho, dan Haji Amiruqin. Ternyata penyerangan lanon itu tidak berhenti sampai di situ. Kekalahan yang mereka terima tidak mambuat mereka jera untuk menguasai benteng. Diam-diam mereka membangun kekuatan serta mengatur strategi. Lalu pada suatu malam yang gelap semua anak buah Kapten Kong sedang tidur nyenyak, mereka kembali melakukan penyerangan dengan jumlah yang lebih basar. Karena serangan yang mendadak ilu, Kapten Kong menjadi panik. Pertempuran pun tidak dapat dielakkan.Dengan dibantu beberapa anak buahnya serta Haji Amirudin dan A Ho. Kapten Kong berjuang mati-matian mempertahankan benteng. Namun sayang, karena kekuatan tidak seimbang, akhimya Benteng Kuto Panji dapat dikuasai para bajak laut. Kini, Benteng Kuto Panji hanya tinggal puing-puing sebagai saksi bisu perjuangan Kapten Kong bersama A Ho dan Haji Amirudin menumpas lanon atau bajak laut.

Kesimpulan :
Cerita ini merupakan dongeng sejarah dari kejadian masa lampau di wilayah perairan Pulau Bangka. Tokoh cerita ini adalah Kapten Kong yang mempunyai putri bemama A Ho, seorang gadis Cina yang cantik jelita. A Ho menderita penyakit dan dapat diobati oleh Haji Amirudin. seorang tokoh agama Islam. Haji Amirudin dapat mengobati A Ho dengan satu syarat, yaitu A Ho mau masuk Islam dan menjadi anak angkatnya. Kapten Kong menyetujui peryaratan yang diajukan oleh Haji Amirudin. Dengan izin Allah SWT, A Ho pun sembuh. Putri A Ho menerima pelajaran ilmu silat dari ayah angkatnya. Haji Amirudin, dan membantu ayahnya mengusir para lanon atau bajak laut yang sering mengganggu dan ingin menguasai benteng.

18 August 2010

Amoy Belinyu An Chiang Oh



Apakah ada yang tahu, siapa model video clip pada video di atas ?, Ayo siapa..?, tebak...:-)

17 August 2010

Dirgahayu RI ke 65

13 August 2010

Indahnya Close-up Mata









Bumiku

Perhatikanlah gambar di bawah ini, yang menunjukkan ukuran planet bumi dibandingkan dengan planet-planet lain yang ukurannya lebih kecil, yaitu : Venus, Mars, Mercurius, dan Pluto



Di bawah adalah gambar planet bumi dibandingkan dengan planet-planet yang lebih besar. Ada Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.


Lihatlah ukuran planet bumi dan ukuran matahari

Dimanakah Planet Bumi ?


Siapa dan dimanakah saya ?