29 September 2006

Asuransi Jiwa, Pentingkah ?


Minggu kemarin saya ketemuan sama saudaraku karena dia ingin memberikan sedikit oleh oleh buatku. Tidak heran karena dia habis jalan-jalan ke Malaysia dan Bangkok. Saya pun menerimanya dengan sukacita walaupun nilainya tidak seberapa. Masih mendingan dibandingkan oleh-oleh dulu sehabis pulang jalan-jalan dari Eropa, apa oleh-olehnya ?, sepotong kaos tipis murah (kelihatannya) bergambarkan kota Venezuela. Kaos itu akhirnya saya pakai buat tidur T_T.

Sebenarnya bukan itu yang ingin saya ceritakan, tetapi ada cerita menarik yang juga diceritakan oleh dia ke aku waktu itu. Katakanlah ceritanya sebagai berikut (mungkin cerita sebenarnya ngak begitu, tapi intinya-lah yang perlu diambil) :

Sewaktu selesai misa di gereja, di penghujung tahun lalu dia bertemu dengan seorang pria yang usianya tidak sebaya dengannya, pria itu seumuran dengan orang tuanya(ku). Dia kenal dan sering bertemu pria itu karena dia sering misa di gereja itu juga. Tetapi kali ini ada yang lain dengan pria itu. Dia mencoba mendekatinya sambil senyum. Akhirnya setelah ber-basa-basi sebentar, dia bertanya kepadanya :
Pria tua : "Ko Subhan (*nama samaran), mau beli kue bulan ?"

Subhan : "Kue bulan ?" 'sambil berhenti berpikir sejenak

Subhan : "Oh....mau...mau....berapa harganya suk (*sebutan untuk orang yang sudah tua) ?" 'sambil melihat2 kue bulannya.

Pria tua : "Saya kasih harga murah deh Rp xx.xxx,-"

Sebenarnya Subhan juga ngak akan heran kalau dikasih harga murah. Pasalnya kenapa?, karena semua orang juga tahu kalau masa makan kue bulan itu sudah lewat. Yang bikin Subhan heran adalah kenapa sudah lewat tetapi dia masih menjualnya ??, akhirya Subhan memberanikan diri untuk menanyakannya

Subhan : "Suk, sembayang bulan udah lewat, kok Asuk masih jualan kue bulan ??"

Pria tua : "Ia, aku masih menjualnya soalnya aku lagi butuh uang..."

Subhan terdiam sebentar, matanya memandang si Pria tua itu dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Subhan : "Oh gitu, perlu uang buat apa suk ??"

Pria tua : "Saya butuh uang buat cuci darah Han..."

Subhan : "Cuci darah ??, siapa yang sakit Suk ??" 'Subhan terheran-heran bertanya

Pria tua : "Istri saya...Han, dia mesti cuci darah setiap 1 bulan sekali. Dan setiap cuci sekali, butuh duit Rp x.xxx.xxx"

Pria tua : "Makanya saya jualan kue ini untuk itu..."

Subhan : "Terus Asuk ambil kuenya dari mana ??"

Pria tua : "Itu dari saudara, saya di suruhnya jualin kue bulan ini..."

Pria tua : "Sebenarnya dulu saya sering minta bantuan ke dia untuk biaya cuci darah istri saya."

Pria tua : "Pertama kali saya mendapatkan bantuannnya"

Pria tua : "Kedua kali saya juga mendapatkan bantuannya"

Pria tua : "Walau dengan perasaan sangat-sangat malu saya mencoba datang untuk ke-tiga kalinya meminta bantuan"

Pria tua : "Tapi untuk ketiga kalinya saya tidak mendapatkannya lagi"

Pria tua : "Dia hanya memberikan kue bulan yang sudah mau hampir kadarluasa 1 bulan lagi sisa jualannya yang sudah ngak laku, dengan harapan kalau saya bisa menjualnya maka uangnya bisa saya ambil"

Pria tua : "Hanya beginilah saya bisa memperoleh uang untuk biaya sakit istriku"

Pria tua : "Saya ngak tahu lagi harus minta bantuan ke siapa..."

Setelah Subhan berbicara panjang lebar dengan orang tua itu

Subhan : "Ya udah kalau begitu Suk, saya ambil 3 bungkus"

Akhirnya Subhan dan Pria tua itu berpisah di depan gereja tempat mereka Misa tadi.

Apa inti dari cerita tadi ?, Bahwa kalau manusia kalau sudah sakit keras, pasti banyak sekali uang yang harus keluar dari kantong saku kita. Tidak peduli apakah itu lagi tebal atau lagi tipis. Tidak akan mengenal juga dari golongan mana. Sebagai seorang manusia yang hidupnya di dunia serba pas-pasan, ada satu kalimat yang harus selalu diingat "Orang Miskin Dilarang Sakit !!".

Oke... kalau memang bisa memilih, setiap manusia sudah pasti ingin memilih tidak sakit alias sehat. Lantas apakah kita bisa ?? Jawabannya sudah pasti "tidak". Tidak jarang kita mendengar cerita ataupun kita lihat dengan mata sendiri kalau orang yang kaya tiba2 bisa jadi orang yang biasa-biasa saja, seperti kita. Atau yang punya usaha besar tiba-tiba bangkrut semua. Tidak jarang hal-hal tersebut terjadi gara-gara duit habis karena sakit. Kalau begitu, gimana peristiwa itu terjadi pada kita-kita yang berstatus biasa-biasa saja tanpa perusahaan, tanpa bisnis ?.

Untuk itulah yang namaya perusahaan asuransi muncul. Asuransi mencoba menyelesaikan masalah-masalah yang tibul dari setiap diri manusia, dimana masalah-masalah itu sungguh-sungguh tidak diharapkan olehnya. Asuransi mencoba membantu menyelenggarakan perencanaan keuangan yang tak terduga, dan tentunya ada harga yang harus dibayar untuk itu.
Di Indonesia kesadaran orang untuk mengikuti asuransi belumlah setinggi dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya. Ini bisa kita buktikan kalau di luar negeri di negara-negara tertentu, orang-orang datang ke perusahaan asuransi secara langsung untuk mengasuransikan dirinya. Otomatis secara tidak langsung peran agen-agen asuransi jarang ataupun tidak dibutuhkan. tetapi apa yang terjadi di Indonesia ??, disuguhi di depan mata sama agen asuransi saja, belum tentu dia ladenin, syukur-syukur tidak diusir dari ruangannya. Saya berkata begitu karena saya juga pernah menjadi agen asuransi, dan merasakan betapa pahitnya menawarkan asuransi kepada orang Indonesia, mungkin termasuk saya sendiri.

Kini kita sering mendengar istilah unit link di Dunia asuransi. Polis asuransi unit link adalah polis asuransi jiwa individu yang memberikan manfaat proteksi asuransi jiwa dan juga kesempatan untuk berpartisipasi secara langsung dalam pengelolaan investasi yang setiap saat nilai polis bervariasi sesuai dengan nilai aset investasi tersebut. Dalam asuransi jiwa, pokok mendasar adalah UANG PERTANGGUNGAN yang harus dibayarkan ketika TERTANGGUNG meninggal dunia. Nah, dalam hal ini usia Tertanggung memegang peranan. Semakin muda usia tertanggung, semakin rendah pula resikonya meninggal...waktunya bukan dihitung dari umur tertanggung, melainkan UMUR POLIS. Pokok perhitungannya adalah berapa tahun polis berjalan, sampai tiba peristiwa yang membuat perusahaan asuransi harus membayar klaim?

Misalnya saja, umur tertanggung baru 10 tahun. Secara statistik, kematian di usia muda lebih rendah, sehingga kemungkinan besar umur polis dapat mencapai puluhan tahun sebelum tertanggung meninggal. Sebaliknya, jika umur tertanggung sudah 50 tahun, mungkin umur polis hanya mencapai belasan tahun saja karena secara statistik banyak orang meninggal di umur 60-an. Nah, semakin panjang umur polis, semakin lama pula perusahaan asuransi dapat menginvestasikan premi yang diterima. Karena itu, untuk orang muda preminya lebih murah dibandingkan untuk orang tua.

Intinya Asuransi Unit Link adalah Asuransi plus Investasi, pernah liat iklan salah satu asuransi di TV ?, Logonya kepala manusia yang diikat dengan kain, nah itu salah satu contoh dari asuransi unit link. Hitung-hitung kita bisa artikan secara kasar kita menabung dan mendapatkan perlindungan. Dan tentunya itu harus dilakukan dalam jangka waktu long term (jangka panjang), karena dari tahun ke tahun akan dipersentasekan berapa yang harus masuk biaya asuransi, dan berapa persen yang masuk ke investasi dan itu biasanya dari tahun ke tahun berbeda persentasenya. Dimana akan ada suatu saat 100% dari yang kita bayarkan ke Asuransi akan masuk ke investasi (tabungan) biasanya setelah tahun ke 10. Dengan begitu, sama saja dengan kita menabung di Bank, bahkan lebih baik dari pada menabung di Bank (tergantung harga unit link saat itu).

Kalau seandainya kita mengalami musibah dan memerlukan bantuan, siapa yang anda datangi paling dahulu ?

Apakah :1. Orang tua ?

Apakah :2. Saudara/family ?

Apakah :3. Teman-teman/masyarakat ? kalau ia, apakah kita pernah/sudah membantunya ?

Setelah itu ?

Siapa berikutnya ?

........Keajaiban.

Pentingkah Asuransi?, Sudahkah memiliki Asuransi saat ini?
Jawabku : Lihatlah hidup dengan kacamata di depan dan ke depan, jangan pernah menoleh ke belakang lagi!

0 comments:

Post a Comment