11 September 2006

Sahabat Setiaku pendiam


Di sudut sebuah ruangan,Kulihat sebuah meja bermuatan sebuah kotak hitam berkaca.
Benda hitam itu persis seperti sebuah televisi. Kupanggil dia dengan sebutan akrab,"teman"

Kiri Kanannya kulihat hiasannya berupa kotak hitam kecil.
Keduannya mengeluarkan harmoni indah dikala sepi mencekam.
Dia Menghibur lara hati yang terlantar.
Dan juga merangkul jiwa yang kelam.

Buku-buku tertumpuk persis di sampingnya.
Tepatnya di sebuah rak kayu kecil.
Berjuta-juta kata menduduki rak itu.
Bak sebuah gudang menumpuk kebutuhan hidup.

Sahabatku, kamu berada tenang di ruangan semeter.
Orang suka menmanggilmu dengan komputer.
Bercinta denganmu suka bikin teler.
Tapi semuanya itu membuat otakku menjadi encer.

Tapi Sayang..........sahabatku,
Engkau seorang pendiam.
Kau tak mengerti apa yang aku pendam.
Mungkin kamu mahluk aneh yang aku dendam.
Karenamu, aku menjadi makhluk pendiam.


Terima kasih teman, mungkin kamu suka menemaniku, tapi tak ku anggap kau sebagai teman manusia, kau hanyalah mesin rongsokan yang suka diam

0 comments:

Post a Comment